Senin, 05 Oktober 2015

Tugas Ilmu Sosial Dasar ( Kebudayaan)

Menipisnya Kebudayaan Betawi di Ibu Kota 

Jakarta terkenal dengan hiruk pikuk kegiatan harian masyarakatnya. Macet , polusi dan keramaian adalah hal yang mudah ditemukan di Jakarta. Apa suku asli yang ada di Jakarta? Ya benar. Betawi adalah suku asli dari jakarta , tapi apakah kebudayaannya sekental kebudayaan di kota lain atau provinsi lain?. Sepertinya tidak, karena Jakarta sebagai kota metropolitan dan pusat perokonomian adalah tempat tujuan para pendatang dari kota lainnya . Hal ini lah yang membuat orang asli Jakarta atau kita sebut saja “Orang Betawi” menjadi tergusur dari tempat asalnya. Kenyataannya hanya sebagian kecil orang betawi yang ada di tengah kota Jakarta. Sisanya? Dapat kita temui di pinggiran kota atau perbatasan dengan kota atau provinsi lain.

Bicara tentang kebudayaan, Apakah yang dimaksud kebudayaan? Kebudayaan atau Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi . itu sih menurut wikipedia. Menurut saya Kebudayaan adalah suatu kepribadian yang mencakup adat istiadat, bahasa, pakaian, barang , tempat tinggal dan karya seni dari sebuah tempat.

Tujuan saya membuat tulisan ini adalah agar kita tidak asing dengan budaya betawi yang seharusnya kita ketahui dari ayah, ibu, kakek,nenek, dan keluarga kita. Serta menambah pengetahuan tentang budaya betawi yang sangat melimpah.





Sejarah
 

Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi berasal dari kata “Batavia,” yaitu nama lama Jakarta yang diberikan oleh Belanda.

Seni dan Kebudayaan

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda,Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budayaJakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab,Tiongkok, India, dan Portugis.
Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh budaya lain baik dariIndonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.


Bahasa

Sifat campur-aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing.
Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.







Pakaian Adat

Orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik.
Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaanArab.

Musik


Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong.

Tari

Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya. contohnya tari jaipong, Cokek dan lain-lain.Pada awalnya, seni tari di Jakartamemiliki pengaruh Sunda dan Tiongkok, seperti tari Jaipong dengan kostum penari khas pemainOpera Beijing. Namun Jakarta dapat dinamakan daerah yang paling dinamis. Selain seni tari lama juga muncul seni tari dengan gaya dan koreografi yang dinamis.


Cerita Rakyat

Cerita rakyat yang berkembang di Jakarta selain cerita rakyat yang sudah dikenal seperti Si Pitung, juga dikenal cerita rakyat lain seperti serial Jagoan Tulen atau si jampang yang mengisahkan jawara-jawara Betawi baik dalam perjuangan maupun kehidupannya yang dikenal “keras”. Selain mengisahkan jawara atau pendekar dunia persilatan, juga dikenal cerita Nyai Dasima yang menggambarkan kehidupan zaman kolonial. creita lainnya ialah Mirah dari Marunda, Murtado Macan Kemayoran, Juragan Boing dan yang lainnya.


Kepercayaan

Sebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katolik juga ada namun hanya sedikit sekali. Di antara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa. Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.











Makanan dan Minuman

  
Banyak sekali makanan dan minuman khas betawi yaitu Nasi ulam, kerak telor, bir pletok, dan lain lain. Tapi semuanya mulai berkurang pembuat, penjual dan peminat makanan khas betawi karena kurang tahunya masyarakat tentang makanan dan minuman khas betawi


 Itulah berbagai macam budaya betawi yang ada semoga pembaca dapat menjadi lebih tahu dan bisa menyebarkan di segala sosial media atau dengan cara langsung. Agar budaya Betawi semakin dikenal diketahui oleh masyarakat terutama masyarakat Jakarta dan orang betawi itu sendiri. Bagi yang ingin mengenal lebih lanjut bisa datang ke Pusat Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Jalan Kahfi II, Setu Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan.


Sumber :
https://www.academia.edu/7006250/Beranda_SEJARAH_KEBUDAYAAN_BETAWI
https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
https://www.google.co.id/imghp?hl=en&tab=wi&authuser=0&ei=5GkSVsLfDoKEuwSljYeoAQ&ved=0CBAQqi4oAQ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar